Kisah Di Balik Perjalanan Hidup

Facebook
RSS

Siang yang Menyebalkan Dan Si Kerudung Merah #1

     Seperti biasa aku pulang dari sekolah dengan suasana yang tidak begitu indah, matahari yang tak bersahabat dan rasa takut yang begitu besar terhadap kegelapan kulit, tepat pukul 12.30 WIB bel sekolah pertanda pulang berbunyi nyaring, saat itulah aku mendapat perasaan senang dan perasaan sedikit sedih atau galau, senang karena pada saat itu aku bebas dari pelajaran atau rumus - rumus yang sedikit demi sedikit merusak jaringan otakku, dan sedih karena aku harus melewati waktu dan jalan panjang menuju rumahku tersayang. suhu siang ini begitu panas, jika aku deskripsikan dengan ilmu ipa yang aku pelajari dengan otakku yang berantakan, aku bilang suhu ini 200 *C, penderitaanku tidak cukup disitu, karena setiap hari aku harus rutin pulang dengan motor matic warna putih tidak bersih dan tanpa pelindung kulit apapun seperti helm dan jaket. tidak ada yang berubah di hari itu, tetap panas, bosan, dan kebingungan membayangkan sehitam apa aku dua tahun kedepan. namun ada satu hal yang menurutku istimewa. yaitu penunggang motor yang berada tepat di depanku, orangnya gagah, putih bersih dan berambut pendek, untunglah aku bukan bagian dari orang penikmat sesama jenis, karena waktu itu pandanganku terpojok pada remaja berkerudung merah, berseragam atas merah dan seragam bawah hitam, dia tepat berada dibelakang dan di atas motor yang sama dengan pria gagah tadi. aku melihat dia tersenyum dan sedikit modal GR aku beranggapan bahwa senyuman itu dia khusukan untukku. baru kali ini aku melihatnya, sepertinya dia juga baru pulang dari sekolah dan punya arah tujuan yang sama. bermodal rasa GR ku, aku mendapat rasa Percaya Diri tinggi untuk melambai - lambaikan ponselku yang aku tandakan karena aku ingin tau berapa nomor ponselnya. dia merespon dengan cara berbicara tanpa nada, aku tak tau maksudnya apa, tapi mulai saat itu aku meyakinkan diriku untuk mengenal dan membangun cerita lebih jauh bersamanya, aku yakin akan ada pertemuan kembali di hari selanjutnya, tidak untuk siang yang menyebalkan ini.
[ Read More ]